Bola Ganjil: George Raynor Dihargai di Negeri Orang, Diabaikan Negara Sendiri

George Raynor meraup bermacam kesuksesan di luar negara. Capaian tersebut apalagi hingga buatnya gelar kebangsaan dari Raja Swedia Gustav IV.

Berbekal prestasi ini, Raynor juga bermimpi dapat meninggalkan kesan seragam di kampung taman.

Ia kembali ke Inggris serta berharap menemukan tawaran pekerjaan dari Federasi Sepak Bola Inggris( FA) buat menanggulangi regu nasional. Bagaimanapun, tidak terdapat laki- laki lokal tadinya yang sukses bawa regu lolos ke final Piala Dunia.

Tetapi jangankan FA, klub papan atas setempat pula tidak terdapat yang tertarik memakai jasa Raynor. Sehabis cuma memerlukan satu kemenangan buat merebut gelar internasional sangat prestisius, ia wajib puas menanggulangi Skegness Town, klub semiprofesional yang berkompetisi di Liga Midland.

Ini merupakan cerita kariernya: portal berita online terbaik

Raynor dipercaya menanggulangi Timnas Swedia sehabis tadinya melatih tentara Inggris di Irak. Buat mempraktikkan filosofinya, ia memerlukan waktu serta komitmen sebab sepak bola Swedia masih berstatus pemula. Pemain yang masuk timnas juga tidak sering berlatih bersama.

Menanggulangi permasalahan ini, Raynor berangkat ke tiap kota tempat klub Swedia berbasis. Ia kemudian menghabiskan banyak waktu di masing- masing posisi buat melatih anak asuhnya.

Pendekatan ini berbuah baik. Swedia menghajar Swiss 7- 2 pada laga debut Raynor. The Yellow Vikings kemudian tidak terkalahkan dalam 10 pertandingan dini si nakhoda, saat sebelum kalah beruntun dari Inggris serta Belanda.

Walaupun begitu, Swedia menemukan momentum positif jelang Olimpiade 1948. Berturut- turut mereka menaklukkan Austria, Korea Selatan, Denmark, serta Yugoslavia buat menduduki podium paling tinggi.

Tetapi, Kemenangan Swedia menarik atensi peminat, paling utama asal Italia. Walaupun Raynor coba memblok, energi tarik tampak di luar negara sangat besar untuk pemain.

Gunnar Nordahl berangkat ke AC Milan, disusul Gunnar Gren serta Nils Liedholm. Mereka membentuk trio maut Gre- No- Li serta bawa I Rossoneri mendominasi Serie A. Kerabat Nordahl, Knut( AS Roma) serta Bertil( Atalanta), turut menjajal nasib keluar negara.

Kesimpulannya terus menjadi banyak talenta dari Swedia eksodus. Keadaan ini menyulitkan Raynor sebab kebijakan otoritas setempat. Swedia cuma ingin memakai pemain pemula buat membela timnas. Dengan kepergian bintang, Raynor terpaksa mencari talenta baru.

Berkat dorongan asosiasi lokal, Raynor sanggup menanggulangi permasalahan itu dengan baik. Ia bawa Swedia menduduki peringkat 3 Piala Dunia 1950 memakai skuat baru.

Baca Juga : Branding Bisnis Kecil

2 tahun berselang, Raynor kembali membentuk regu dalam upaya mempertahankan medali Olimpiade. Swedia sanggup melangkah sampai semifinal, tetapi tidak berdaya di hadapan Hungaria yang mempunyai Nandor Hidegkuti, Sandor Kocsis, serta Ferenc Puskas.

Walaupun begitu, mereka bangkit di laga perebutan tempat ketiga melawan Jerman Barat buat merebut medali perunggu.

Tetapi Swedia kandas lolos ke Piala Dunia 1954. Raynor menjajaki jejak pemain andalannya serta berangkat ke Italia. Ia melatih Juventus serta Lazio saat sebelum kembali menanggulangi Coventry City. Hingga Swedia kembali memanggil. Raynor diidentifikasikan selaku sosol sempurna yang dapat menolong mereka tampak optimal dikala jadi tuan rumah Piala Dunia 1958.

Leave a Comment